Akuntansi Surat-surat Berharga berupa Obligasi

Surat-surat berharga , selain saham  adalah obligasi yang dibeli dengan maksud untuk dijual kembali dalam jangka pendek.  Secara sederhana obligasi adalah surat bukti seseorang atau badan telah memberikan pinjaman kepada  perusahaan yang menerbitkan surat obligasi tersebut. Keuntungan seseorang atau badan memiliki obligasi adalah akan menerima bunga secara periodik, misalnya setiap enam bulan sekali. Tanggal penerimaan bunga disebut  sebagai Hari Kupon. Dan pada tanggal jatuh tempo , yaitu tanggal di mana pihak penerbit berjanji akan melunasi hutangnya, pemegang obligasi akan menerima pelunasan obligasi.

Akuntansi Surat-surat berharga berupa Obligasi

Akuntansi Surat-surat  berharga berupa Obligasi, akan meliputi pencatatan  : Transaksi pembelian Obligasi, penerimaan Bunga Obligasi, penjualan Obligasi, penentuan laba atau rugi yang timbul dari adanya penilaian surat-surat berharga di akhir tahun buku. 

a. Pembelian  Obligasi
    Pembelian surat-surat berharga berupa Obligasi  dicatat dalam Jurnal dengan mendebet
    akun “ Surat-surat berharga” dan mengkredit akun “Kas Bank”  sebesar harga
    perolehannya. Harga perolehan adalah keseluruhan harga yang dibayarkan untuk
    mendapatkan surat-surat berharga tersebut yaitu  sebesar Harga Kurs ditambah biaya
    komisi makelar, biaya provisi, biaya meterai dan biaya-biaya lain yang timbul pada saat
    transaksi  pembelian saham.Bila tanggal pembelian Obligasi tidak bertepatan dengan Hari
    Kupon ( tanggal pembayaran bunga obligasi secara periodik) maka akan diperhitungkan
    adanya Bunga Berjalan. Bagaimana jurnal Pembelian Obligasi bisa dibaca di sini
b. Penerimaan Bunga
    Bunga Obligasi diterima secara periodik pada setiap Hari Kupon. Bunga yang diterima
    dicatat sebagai Pendapatan Bunga.
c.  Penjualan Obligasi
    Penjualan surat-surat berharga baik saham maupun Obligasi akan menimbulkan Laba
    atau Rugi penjualan, yang dihitung dari Selisih antara Harga Peroleh Obligasi yang dijual
    dengan Hasil bersih penjualan obligasi. Hasil bersih penjualan Obligasi adalah Harga Kurs
    dikurangi biaya-biaya transaksi penjualan seperti komisi makelar, provisi dan meterai.
    Untuk menghitung besarnya harga perolehan obligasi yang dijual dapat menggunakan
    Metode FIFO, yaitu asumsi bahwa obligasi  yang dibeli pertama kali adalah
    obligasi yang pertama kali dijual. Dan bila penjualan obligasi dilakukan tidak bertepatan
    dengan Hari Kupon, akan diperhitungkan adanya Pendapatan Bunga berjalan.
d. Penyajian Surat-surat berharga di Neraca
    Surat-surat berharga baik saham maupun obligasi disajikan dalam neraca sebesar harga
    mana yang lebih rendah  antara Harga Perolehan  ataukah  Harga Pasar  (Cost of
    Market Whichever Is Lower). Jika  Harga Pasar surat-surat  berharga lebih rendah dari
    Harga Perolehan,  maka Surat-surat  berharga disajikan di Neraca sebesar Harga Pasar
    dan mencatat  adanya kerugian yang mungkin terjadi. Disebut sebagai kerugian yang
    mungkin terjadi karena apabila surat-surat berharga saat itu dijual maka perusahaan
    akan  menderita kerugian. Walaupun belum benar-benar terjadi rugi perusahaan tetap
    mencatatnya sebagai kerugian ( dalam kasus seperti ini disebut perusahaan
    menerapkan Prinsip Konservatif /berhati-hati dalam mengakui laba). Dan bila Harga
    Perolehan  lebih rendah dari Harga Pasar, maka surat-surat berharga disajikan di
    Neraca sebesar Harga Perolehan,  tapi tidak mengakui adanya Laba (Prinsip
    Konservatif). Penjelasan detail dari masing-masing transaksi akan dijelaskan pada
    postingan  berikutnya.