Akuntansi Surat-surat Berharga berupa Saham

Kalimanah.Net||. Surat-surat berharga atau Investasi Jangka Pendek  adalah saham atau obligasi yang dibeli dengan maksud untuk dijual kembali dalam jangka pendek.  Karena motif dari pembelian saham atau obligasi untuk dijual kembali  dalam jangka pendek  , maka Surat-surat berharga dikategorikan sebagai aktiva lancar yang setara dengan kas, karena dapat dengan mudah dan cepat dikonversi menjadi uang tunai dalam jangka waktu singkat, biasanya kurang dari satu tahun. Pengertian Surat berharga itu tidak terbatas hanya terdiri dari saham dan obligasi saja, namun masih banyak jenis surat berharga lainnya, seperti cek, bilyet giro, wesel, promes, setifikat deposito dan lain-lain. Saham dan obligasi disebut Surat Berharga Pasar Modal, sedangkan wesel tagih,bilyet giro, cek  disebut sebagai Surat Berharga Pasar Uang.

Akuntansi Surat-surat berharga berupa Saham
Akuntansi Surat-surat  berharga berupa saham  adalah  pencatatan, pengukuran, dan pelaporan surat-surat berharga berupa saham. Akuntansi surat-surat berharga berupa saham akan  mencakup semua aspek yang terkait dengn transaksi saham, mulai dari : Transaksi pembelian saham , penjualan saham, penerimaan dividen, penentuan laba dan rugi yang timbul dari adanya penilaian saham di akhir tahun buku. 
 
a. Pembelian  Saham
    Pembelian surat-surat berharga berupa saham dicatat dalam Jurnal dengan mendebet
    akun “ Surat-surat berharga” dan mengkredit akun “Kas Bank”  sebesar harga
    perolehannya. Harga perolehan adalah keseluruhan harga yang dibayarkan untuk
    mendapatkan surat-surat berharga tersebut yaitu  sebesar Harga Kurs ditambah biaya
    komisi makelar, biaya provisi, biaya meterai dan biaya-biaya lain yang timbul pada saat
    transaksi  pembelian saham.
b. Penjualan Saham
    Penjualan surat-surat berharga akan menimbulkan Laba atau Rugi penjualan. Besarnya
    Laba atau rugi atas Penjualan Surat-surat berharga ( baik saham maupun obligasi)
    adalah  sebesar selisih antara harga jual dengan harga pokok/harga perolehan dari
    saham/obligasi yang dijual.Untuk menghitung besarnya harga pokok surat-surat berharga
    yang dijual dapat menggunakan asumsi bahwa saham yang dibeli pertama kali adalah
    saham yang pertama kali dijual ( Metode FIFO )
c. Penerimaan Deviden
    Besar kecilnya Deviden yang diterima tergantung dari besar kecilnya saham yang
    dimiliki. Penerimaan Deviden dicatat sebagai Pendapatan dalam laporan laba rugi.
    Deviden yang diterima dapat berupa deviden tunai atau deviden saham. 
    Jurnal untuk mencatat penerimaan Deviden Tunai ( Kas )
    Kas Bank (Debet); Pendapatan Deviden ( Kredit )
    Jurnal untuk mencatat penerimaan Deviden Saham ( Saham )
    Surat-surat berharga (Debet); Pendapatan Deviden ( Kredit )
    Ketika menerima dividen saham, aset perusahaan yang berupa saham ( sebagai surat-
    surat berharga ) bertambah dari perusahaan yang membayar deviden.Dan Dividen
    Saham yang diterima itu merupakan pendapatan bagi perusahaan, sehingga dicatat
    sebagai Pendapatan Deviden.
d. Penyajian Surat-surat berharga di Neraca
    Surat-surat berharga disajikan dalam neraca sebesar harga mana yang lebih rendah
    antara Harga Perolehan  ataukah  Harga Pasar  (Cost of Market Whichever Is
    Lower). Jika  Harga Pasar surat-surat  berharga lebih rendah dari Harga Perolehan,
    maka Surat-surat  berharga disajikan di Neraca sebesar Harga Pasar dan mengakui
    selisihnya sebagai  kerugian. Bila Harga Perolehan  lebih rendah dari Harga
    Pasar, maka surat-surat berharga disajikan di Neraca sebesar Harga Perolehan, tapi
    selisihnya tidak diakui sebagai Laba.
Lihat bagaimana penanganan transaksi pembelian saham. yang merupakan transaksi
yang tidak dapat dipisahkan dari akuntansi surat-surat berharga